MADIUN, NEUMEDIA.ID – Mengadu nasib di negeri orang masih menjadi pilihan banyak masyarakat Indonesia. Mereka memilih menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di sejumlah negara. Tidak tanggung-tanggung, jumlah yang berangkat mencapai ratusan ribu orang.
Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) mencatat, jumlah penempatan para pahlawan devisa ini sebanyak 274.965 yang terhitung pada periode Januari – Desember 2023.
Banyaknya masyarakat yang bekerja di luar negeri itu mengalami peningkatan lebih dari 25 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2022. Setahun lalu, tercatat sebanyak 200.761 PMI yang berkiprah di negara lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara, penempatan kerja sepanjang Januari 2023 – Desember 2023 didominasi sektor formal sebanyak 152.760 atau 56 persen. Sedangkan sektor informal sebanyak 122.205 penempatan atau 44 persen.
Dari penempatan kerja di luar negeri itu, mayoritas didominasi PMI berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 167.863 orang atau 61 persen. Sedangkan 39 persen atau 107.102 orang lainnya merupakan PMI berjenis kelamin laki-laki.
Dari ratusan ribu PMI yang ditempatkan kerja itu, sebagian besar berasal dari Jawa Timur dengan jumlah 68.069 orang. Kemudian, disusul dari Jawa Tengah dengan jumlah 59.009 orang. Sedangkan, PMI asal Jawa Barat tercatat ada 52.961 orang.
Dalam keterangannya, Kepala Pusat Data dan Informasi BP2MI Devriel Sogja mengatakan bahwa sepanjang 2023, penempatan program G to G (Government to Government) sebanyak 11.968 orang. Adapun negara tujuannya adalah Korea Selatan, Jerman, dan Jepang.
Adapun jumlah penempatan dengan skema P to P (Private to Private) sebanyak 217.265 yang terhitung sejak Januari – Desember 2023.
“Melalui skema penempatan perseorangan pada bulan Desember 2023, terdapat 1.410 penempatan. Sehingga jumlah penempatan Januari sampai dengan Desember 2023 sebanyak 19.023 penempatan,” katanya dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Neumedia.id, Minggu (21/1/2024). (*/ofi)