MADIUN, NEUMEDIA.ID – Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Madiun nomor urut 2, Maidi dan Bagus Panuntun (MADIUN), menyatakan kesiapan mereka untuk melanjutkan dan menyempurnakan program-program yang telah berjalan selama periode pertama kepemimpinan Maidi. Pernyataan ini disampaikan dalam konferensi pers usai debat publik antar calon yang digelar di Hotel Aston Madiun, Rabu (16/10/2024).
Debat publik tersebut diwarnai dengan berbagai kritik dari dua pasangan calon lain yang menyoroti sejumlah program serta kinerja Maidi selama periode 2019-2024. Masing-masing paslon saling bertukar pertanyaan dan jawaban terkait visi dan program yang diusung.
“Terima kasih kepada KPU, dan Alhamdulillah kita semua bisa melalui setiap tahapan Pilkada dengan baik,” kata Maidi membuka konferensi persnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Jika ada program yang dianggap kurang sempurna oleh paslon lain, maka paslon nomor 2 siap melanjutkan dan menyempurnakannya,” tegasnya.
Maidi juga menjelaskan bahwa pembangunan Kota Madiun memerlukan waktu yang tidak singkat, terutama karena pada periode pertama, pemerintahannya sempat terkendala pandemi Covid-19 yang memaksa banyak program strategis tertunda akibat refocusing anggaran.
“Paslon nomor urut 2 akan terus melanjutkan dan menyempurnakan apa yang telah dimulai di periode pertama. Kami akan mengevaluasi dan menambah program jika diperlukan untuk memastikan kesejahteraan masyarakat ke depan,” lanjutnya.
Maidi juga berpesan kepada masyarakat agar bijak dalam memilih pemimpin Kota Madiun untuk lima tahun ke depan. Menurutnya, calon pemimpin yang baik adalah mereka yang memiliki pengalaman nyata dan hasil yang bisa diukur, bukan sosok yang masih dalam tahap mencari pengalaman.
“Paslon nomor 2 telah terbukti bekerja berdasarkan pengalaman, bukan untuk mencari pengalaman. Kami sudah teruji selama satu periode,” ungkapnya dengan penuh keyakinan.
Sementara itu, calon Wakil Wali Kota, F. Bagus Panuntun, menanggapi pertanyaan terkait proyek Peceland yang sempat disinggung oleh paslon lain. Ia menjelaskan bahwa proyek tersebut bukanlah gagal, melainkan tertunda karena refocusing anggaran selama pandemi Covid-19.
“Peceland adalah proyek besar yang akan tetap kami tawarkan ke depannya. Penundaan ini bukan kegagalan, melainkan keputusan bersama karena pandemi yang memaksa pemerintah memfokuskan anggaran ke sektor lain,” jelas Bagus.
Lebih lanjut, Bagus menegaskan bahwa penundaan proyek ini merupakan kesepakatan bersama antara pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan DPRD Kota Madiun. “Saya yang saat itu menjabat di DPRD tahu betul bahwa anggaran dialihkan, sehingga tidak memungkinkan untuk melanjutkan proyek Peceland saat itu,” pungkasnya. (*/ant/red)