Tak Ada Makan Siang Gratis (MSG)

- Editorial Team

Rabu, 28 Februari 2024 - 08:33 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

*Catatan Mr. Pil

Kalau ingin berterima kasih, maka sampaikanlah itu ke orang-orang Crescent City (New Orleans), Amerika Serikat. Mereka yang mula-mula membumikan idiom ‘No Free Lunch’ di tahun 1800-an.

Berkat idiom ini, banyak orang akhirnya hati-hati dengan ajakan makan siang gratis (MSG). Lebih lagi kalau diajak politisi atau pejabat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Yang gratis tentu banyak orang suka. Tapi tetap sisakan minimal 1 persen keyakinan untuk hal buruk. Sebab, di era transaksional seperti saat ini, yang gratis justru dipertanyakan.

Lihat pemilu yang baru saja lewat. Banyak bantuan diberikan secara cuma-cuma. Sembako gratis. Kaus gratis. Sampai makan siang dan susu gratis.

Yang serba gratis itu ujung-ujungnya sama: cari suara sebanyak-banyaknya.

Menariknya, dari banyak hal yang bisa digratiskan, pemerintah ternyata memilih untuk mengelaborasi program makan siang.

Targetnya anak sekolah, santri, ibu hamil dan balita. Tak main-main. Program itu rencananya menyasar 82,9 juta penerima manfaat.

Baca juga: Mati Gaya

Anda tentu tahu, program ini salah satu janji kampanye paslon 02. Prabowo-Gibran.

Presiden RI sekaligus ayah Gibran, Jokowi, sudah membuka pintu lebar akan merealisasikan janji kampanye 02 ini. Sebagai fans 02 dari awal, Jokowi konsisten berada di garis abu-abu ini.

Lantas cukup krusialkah program MSG hingga harus dibahas lebih awal. Sebelum yang punya program resmi duduk di singgasana?

Banyak orang penasaran, kenapa harus makan siang yang digratiskan? Bukan pendidikan gratis? Layanan kesehatan gratis? Atau transportasi gratis?

Anggap saja banyak yang setuju dengan program ini. Namun, tetap akan ada pertanyaan.

Bagaimana aturan teknisnya? Emangnya mudah menyiapkan MSG untuk puluhan juta anak?

Suplainya dari mana? Quality control menunya bagaimana?

Rasa-rasanya program ini akan membuat stake holder kerja ekstra keras. Pemborong juga pasti akan lintang-pukang mengerjakannya.

Belum lagi gejolak pangan yang mungkin akan terjadi. Beras langka di pasaran, misalnya. Ini sangat bisa terjadi jika pemborong harus kejar deadline.

Baca juga: Penjualan Beras SPHP di Ngawi Nyaris Ricuh

Masalah yang akan terjadi kelak tentu harus diantisipasi. Jangan sampai MSG harus dibayar dengan kelangkaan komoditas pertanian dan hasil laut.

Jangan sampai petani dan nelayan membayar makan siang gratis ini dengan ekploitasi dan iming-iming kemitraan.

Yang lebih membahayakan, jangan sampai MSG dibayar dengan deforestasi food estate jilid dua.

Jadi tetaplah curiga, karena sejak awal, tidak ada namanya Makan Siang Gratis.

Facebook Comments Box

Editor : Aqsa Juang

Berita Terkait

Mati Gaya
Mengukur Dampak Politik Dukungan Khofifah untuk Prabowo-Gibran

Berita Terkait

Minggu, 20 Oktober 2024 - 12:02 WIB

Kampanye Paslon Dadi Juara di Kota Madiun, Risma Komitmen Dukung Pemberdayaan UMKM dan PKL

Jumat, 18 Oktober 2024 - 18:38 WIB

Bawaslu Kota Madiun Dalami Dugaan Politik Uang dalam Kampanye Pilkada

Rabu, 16 Oktober 2024 - 20:02 WIB

Debat Perdana Pilkada 2024: Paslon BONUS Paparkan Visi Misi dan Program Untuk Kota Madiun 

Rabu, 16 Oktober 2024 - 19:49 WIB

Paslon Maidi-Bagus Panuntun Siap Lanjutkan dan Sempurnakan Periode Pertama

Selasa, 15 Oktober 2024 - 13:33 WIB

Kampanye Cawawali Bagus Rizki Dinarwan di Jalan Nusantara: Janjikan Dana Rp 32 Juta per Tahun untuk Setiap RT 

Senin, 14 Oktober 2024 - 20:28 WIB

Revitalisasi Pertanian Kota: Maidi Hadirkan Solusi Ketahanan Pangan untuk Madiun 

Jumat, 11 Oktober 2024 - 09:14 WIB

Inda Raya Tegaskan DADI JUARA Bukan “Calon Boneka”

Jumat, 11 Oktober 2024 - 06:12 WIB

Kampanye Sehat: Maidi Ajak Ribuan Emak-Emak Senam Bersama

Berita Terbaru