MADIUN, NEUMEDIA.ID – Sejumlah pedagang daging ayam dan seafood mengeluhkan kondisi Pasar Kawak Kota Madiun, Jawa Timur yang baru saja direvitalisasi dan diresmikan pada Desember 2023. Pemicunya, tidak tersedianya saluran pembuangan untuk mencuci komoditas jualannya.
Dengan kondisi ini, mereka terpaksa menampung air bekas cucian daging ayam maupun ikan. Dampaknya, aroma amis menyeruak di antara kios yang menimbulkan ketidaknyamanan bagi pedagang dan pembeli.
Yeni Purwaningsih (48), mengungkapkan harus membilas daging dengan menggunakan air di dalam ember. “Jelas ini tidak higienis,” ucap salah seorang pedagang daging ayam ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurutnya, kalangan pedagang daging ayam dan seafood telah mengadukan keluhannya kepada instansi terkait. Namun, mereka harus bersabar karena rencana penanggulangan dari kondisi yang tidak nyaman itu dijanjikan setelah enam bulan mendatang.
Jawaban itu membuat Yeni dan para pedagang daging ayam dan ikan laut kecewa. Sebab, mereka menginginkan segera ada tindakan konkret terkait permasalahan yang dihadapi.
“Keluhan sudah kami sampaikan, tapi jawabannya saluran pembuangan baru akan dibuat setelah enam bulan,” ucap Yeni.
“Ini membuat kami kesulitan menjaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan di sekitar tempat berjualan kami,” lanjut pedagang yang sudah menjual daging ayam di Pasar Kawak sejak tahun 2000 ini.
Keluhan serupa juga disampaikan oleh pedagang seafood akibat bau tak sedap akibat air bekas cucian tidak dapat dialirkan. Situasi ini menciptakan lingkungan yang kurang bersih dan tidak nyaman serta memberikan dampak negatif terhadap pengalaman berbelanja di Pasar Kawak.
Beberapa pembeli menyatakan keprihatinan mereka terkait masalah kebersihan ini. Mereka mempertanyakan standar keamanan pangan yang dijalankan di pasar tersebut.
“Kalau kebersihan pasarnya oke lah daripada yang lama, lebih baik dari sebelumnya. Tapi, kalau soal mencuci daging dulu itu kan pakai kran langsung, jadi lebih bersih. Kalau sekarang kayak gini cuma dicelup-celupin aja ya kurang bersih, kurang higienis,” kata Rani Suryani, seorang pengunjung saat membeli seafood di Pasar Kawak.
Selain masalah sanitasi, kondisi pasar semakin gerah juga menjadi keluhan utama para pedagang. Pascarevitalisasi, beberapa area di pasar terasa sempit dan kurang ventilasi udara sehingga menciptakan suasana yang kurang nyaman bagi pengunjung.
Kondisi ini dikabarkan berdampak pada penurunan omzet pedagang dibanding periode sebelum revitalisasi. Para pedagang berharap pihak terkait segera mengatasi masalah tersebut.
Kemudian, dapat memulihkan kembali kepercayaan dan kenyamanan pembeli serta memastikan kelangsungan usaha pedagang di Pasar Kawak Kota Madiun. (ant/ofi)