KEDIRI, NEUMEDIA.ID – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kediri mencatat pertumbuhan kredit perbankan di wilayah kerjanya mencapai sekitar 9,3 persen atau sekitar Rp80,2 triliun (YoY/Year on Year) pada November 2023.
YoY sendiri digunakan untuk mengevaluasi pertumbuhan ekonomi perusahaan melalui perbandingan data performa perusahaan dalam tahun ini dengan tahun sebelumnya.
Pertumbuhan kredit itu didominasi untuk penyaluran pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sebanyak 62,3 persen dari total kredit. Penyaluran itu bagi para pelaku UMKM di wilayah eks-Karesidenan Kediri dan eks-Karesidenan Madiun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kualitas kredit masih terjaga dengan rasio NPL gross sebesar 2,1 persen yang cenderung menurun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya,” kata Kepala OJK Kediri Bambang Supriyanto dalam keterangan tertulis yang dikutip Neumedia.id, Kamis (7/2/2024).
NPL (Non-performing loan) adalah indikator kesehatan aset dari lembaga perbankan. Peruntukannya untuk membandingkan antara total dana kredit bermasalah, baik yang berstatus kurang lancar, diragukan, maupun kredit macet dengan total kredit yang disalurkan perbankan.
Menurut Bambang, penyaluran kredit atau pembiayaan di wilayah kerja OJK Kediri masih fokus pada tiga sektor ekonomi utama, yaitu perdagangan besar dan eceran dengan jumlah 26,1 persen.
Kemudian, bulan lapangan usaha rumah tangga (kepemilikan rumah, kepemilikan flat atau apartemen, kepemilikan ruko atau rukan, kepemilikan kendaraan bermotor, dan kepemilikan peralatan rumah tangga) sekitar 22,5 persen. Juga, industri pengolahan sebesar 16 persen. (*/ofi)