MADIUN, NEUMEDIA.ID – Penjualan hewan kurban di wilayah Kabupaten Madiun, Jawa Timur mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu. Suwarno, pedagang sapi di Desa Ngadirejo, Kecamatan Wonoasri menilai hal ini buntut dari kondisi perekonomian yang tidak menentu sehingga daya beli warga menurun.
Menurutnya, indikator penurunan tersebut karena sapi yang telah dipesan pembeli dari tempat usahanya hanya sembilan ekor. Jumlah tersebut terhitung hingga Selasa (11/6/2024) atau hingga H-5 Iduladha 1445 Hijriah yang jatuh pada Senin (17/6/2024).
“Kalau tahun lalu, saat seminggu sebelum hari H Iduladha sudah ada 25 ekor sapi saya yang terjual,” ujar Suwarno di sela pengecekan kesehatan hewan kurban oleh tim kesehatan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Madiun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Baca Juga: Jelang Iduladha, DKPP Kabupaten Madiun Intensifkan Pemeriksaan Hewan Kurban
Harga sapi yang dijual Suwarno berkisar antara Rp25 juta hingga Rp30 juta per ekor. Mayoritas dari hewan kurban tersebut didapat dari peternak di wilayah sekitar, seperti Kecamatan Wonoasri dan Balerejo.
“Harganya stabil dan tidak ada kenaikan. Tapi, pembeli berkurang. Mungkin karena kondisi ekonomi ataupembeli langsung datang ke peternak untuk mendapatkan sapi,“ ungkapnya kepada Neumedia.id.
Kondisi nyaris sama terjadi pada penjualan hewan kurban jenis kambing. Yuni Susilowati, seorang pedagang kambing di Desa Ngadirejo, Kecamatan Wonoasri menyatakan bahwa penjualan hingga sepekan menjelang Iduladha belum naik signifikan.
“Maka, saya jualan di lapak (dadakan) ini dan suami saya ke pasar hewan agar banyak terjual,” ujarnya ditemui di tempat terpisah.
Baca Juga: Magetan Terserang PMK, Pemkab Madiun Intensifkan Pengawasan Hewan Ternak
Sayangnya, ia tidak merinci jumlah kambing yang terjual saat menjelang Idul Kurban. Yuni beralasan, usahanya tidak sekadar menjual namun juga membeli hewan ternak tersebut. “Tidak saya catat, keluar maupun masuknya hewan,” katanya.
Kendati demikian, secara global ia sengaja menyediakan modal saat menghadapi Iduladha. Adapun jumlah modal yang disiapkan sekitar Rp200 juta untuk ‘putaran’ usahanya, termasuk membeli kambing dari Ponorogo.
“Kalau untuk peternak lokal, kebanyakan nitip dulu. Setelah laku, baru dikasihkan uangnya. Jadi, tidak langsung beli cash,“ ungkap perempuan itu.
Kepala Bidang Peternakan DKPP Kabupaten Madiun drh. Bagus Sri Yulianta memprediksi penurunan penjualan karena proses jual beli juga berlangsung di rumah peternak. “Dari pengamatan kami di lapak-lapak dan pasar hewan (penjualan), cenderung menurun tahun ini,“ ujarnya.
Baca Juga: WOM Finance Madiun Berkurban Sapi dan Salurkan Daging Kurban Kepada Masyarakat
Meski demikian, ia memprediksi jumlah hewan kurban yang disembelih di wilayah Kabupaten Madiun pada Iduladha tahun ini tidak jauh berbeda dengan tahun lalu. Untuk sapi sekitar 1.400 ekor dan kambing 17.000 ekor.
“Kalau untuk penyakit, sampai saat ini aman. Namun, pembeli tetap harus memperhatikan kesehatan hewan kurban yang akan dibeli. Jangan memilih yang cacat kakinya, kulit jangan ada lukanya, hidung tidak berlendir,“ jelasnya sembari mengimbau agar pembeli memilih lapak penjualan hewan kurban yang tertutup atap.
“Bila terkena sinar matahari secara langsung, maka dapat membuat hewan ternak lebih rentang terserang penyakit karena daya tubuhnya tidak sebaik (hewan ternak) yang lapaknya terlindungi atap,“ terang Bagus. (ofi)