MAGETAN, NEUMEDIA.ID – Jeruk pamelo menjadi salah satu buah yang identik dengan perayaan tahun baru Imlek. Keberadaan buah bernama latin Citrus Grandis di rumah warga Tionghoa dipercaya sebagai simbol pembawa keberuntungan dan melambangkan reuni keluarga.
Buah jeruk besar ini juga sebagai salah satu buah untuk persembahan kepada dewa-dewi pujaan umat Tri Dharma. Terlebih saat sembahyang pada peringatan malam tahun baru Imlek.
Karena alasan itu, jeruk banyak diburu oleh warga etnis Tionghoa, termasuk yang tinggal di wilayah eks-Karesidenan Madiun. Petani pembudidaya buah ini di Kabupaten Magetan Magetan pun ketiban rezeki tahunan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sujatmiko, salah seorang petani jeruk pamelo di Desa Tambakrejo, Kecamatan/Kabupaten Magetan mengatakan bahwa kenaikan permintaan komoditas perkebunan itu meningkat 80 persen saat menjelang perayaan Imlek.
Sebagai gambaran, pada hari biasa permintaan jeruk Pamelo hanya 100 buah per hari. Namun, saat mendekati tahun baru Imlek 2575 Kongzili, meningkat menjadi 180 buah per hari.
“Jeruk yang banyak dicari masih dalam kondisi ada tangkai dan daunnya,” ujarnya, Sabtu (3/2/2024).
Meningkatnya permintaan itu berdampak pada naiknya harga jeruk pamelo. Kini, rata-rata per buah dibanderol Rp10 ribu dari sebelumnya Rp6 ribu.
Sementara itu, tahun baru Imlek jatuh pada Sabtu (10/2/2024. Dalam rangka memperingatinya, pemerintah telah menetapkan tanggal merah untuk hari libur nasional dan cuti bersama. Hal ini seperti diatur dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri.
SKB tersebut diteken oleh Menteri Agama (Menag), Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB).
Tercatat dengan Nomor 855 Tahun 2023, Nomor 3 Tahun 2023, dan Nomor 4 Tahun 2023. Adapun cuti bersama Imlek jatuh pada hari Jumat (9/2/2024). (*/ofi)